Jumat, 02 Juni 2017

Sepotong Cerita di Kereta

Aku diam, menjadi pendengar, dan wanita di depanku masih terus bercerita. Seorang wanita berumur 32 tahun. Cantik, dewasa, dan menarik, kalau saja aku tak tahu ada yang hal yang aneh darinya.

Dia belum menikah, tak ingin menikah tepatnya. Dia tak percaya pada lelaki karena memercayai sembarang lelaki sama saja dengan mempercayai nasib buruk. Bahkan dia tak percaya pada ayahnya sendiri. Apalah arti menikah, hidup bersama, tapi akhirnya saling berpisah, atas nama cinta juga.

Orangtuanya bercerai. Ayahnya memilih untuk hidup dengan wanita lain, bukan ibunya. Kalau saja seperti itu, seharusnya ayahnya dulu tak menikahi ibu. Ayahnya membunuh hidup ibunya, menyakiti dalam diam. Dan dia, wanita yang duduk di depanku, luka hatinya sangat dalam.

Aku tahu dia tak membenci pernikahan, dia hanya membenci perceraian. Aku diam, tak ingin bicara, apalagi menasehatinya tentang indahnya pernikahan, indahnya hidup berbagi dengan lelaki yang dicintai, berbagi bahagia, berbagi keluh kesah. Aku diam. Karena dia sudah membuat bentengnya sendiri...

(Prambanan Ekspress Solo-Jogja)